Gigolo Pesanan Tante
Aku hanyalah seorang pemuda
chinese yang berwajah dan
berperawakan biasa-biasa saja,
dan aku sendiri tidak tahu apa
yang menjadi daya tarik diriku
sehingga seorang wanita setengah baya ingin berkencan
denganku. Nama yang ada
dalam cerita ini sudah aku
samarkan jadi selamat
membaca. Dan semua itu
berawal dari cerita ini. Pada pertengahan tahun yang
lalu ketika aku sedang
berkunjung di sebuah mall
didaerah Jakarta Pusat. Waktu
itu aku sedang berdiri didepan
sebuah restoran cepat saji sambil memperhatikan orang
yang berlalu lalang didepanku,
dan ternyata tanpa aku sadari
ada seorang wanita yang
sedang memperhatikan aku
dan dia menyuruh pelayan restoran itu untuk memanggil
aku.
"Maaf pak, anda dipanggil oleh
ibu yang didalam" kata pelayan
itu kepadaku.
Aku kaget dan bingung. "Hah? ibu yang mana ya?"
tanyaku pada dia
"Itu ibu yang didalam yang
pakai baju warna hijau. Nah..
yang sedang melambaikan
tangannya itu" jawab pelayan itu lagi.
Dan aku melihat seorang
wanita setegah baya sedang
melambaikan tangannya
padaku.
"Aku?" tanyaku pada wanita itu sambil aku menunjuk diriku
sendiri dan berkata pelan.
Kulihat wanita itu
menganggukkan kepalanya
sambil tersenyum dan aku
menghampiri dia sambil tak lupa mengucapkan terima kasih
pada pelanyan itu.
Setelah agak dekat kulihat
seorang wanita chinese yang
berperawakan agak gemuk dan
wajah yang sama sekali belum aku kenal. Setelah mendekat
akupun memperkenalkan diriku
sambil menyalami wanita itu.
"Hallo, saya Ferry, anda
siapa?" tanyaku pada wanita
itu "Saya Mira, panggil saja tante
Mira.
Saya perhatikan dari tadi anda
berdiri terus disana? sedang
menunggu teman atau sedang
menghitung orang yang lewat? Ayo silahkan duduk, ga ditarik
bayaran kok" jawab tante
Mira sambil bercanda.
Akupun duduk dihadapannya
agar kita bisa bercakap-cakap
lebih enak "Ahh.. tante bisa aja, ga kok
lagi iseng aja, sambil ngeliatin
orang yang lewat. Tante
sendiri sedang apa disini? kok
sendirian?" tanyaku
"Iya nih, saya sedang cari accessoris mobil buat kejutan
anak saya, tapi saya bingung
sendiri mau cari apa dan
dimana" jawabnya
"Memang tante mau cari
barang apa? mungkin saya bisa bantu cari kalo tante nggak
keberatan" jawabku lagi.
Lalu dia memberitahu barang-
barang yang dia cari, dan
kemudian aku menawarkan diri
untuk membantunya. "Oke saya tinggal dulu ya,
tante disini aja" kataku
padanya, dan akupun segera
pergi mencari barang yang
dicarinya.
Setelah setengah jam muter- muter mencari toko yang
lengkap dan harga yang bagus,
saya kembali lagi ke restoran
tersebut dan langsung duduk
di depan tante Mira
"Nah.. dapet nich tan" kataku pada tante Mira
"Tan.. tan.. emang ketan, apa
setan" kata tante Mira sambil
tersenyum
"Eh.. sorry maksudku tante"
jawabku sambil cengengesan. Lalu tante Mira menawarkan
aku untuk memesan minuman
dan makanan sambil memberi
uang
"Wuih, kebanyakan tante,
emang saya gentong" kataku "Udah bawa dulu, sapa tau
kamu mau traktir pelayan
yang dikasir" jawab tante Mira
sambil tertawa.
Akupun tertawa sambil berdiri
dan langsung berjalan memesan makanan dan minuman.
Setelah mengembalikan
kembalian dan cuci tangan, aku
makan sambil menjelaskan hasil
surveyku tadi, dan tante Mira
sangat antusias sekali mendengarkannya. Setelah
makan kamipun mulai
berbelanja, dan aku membatu
dia membawa barang-barang
yang dibelinya yang ternyata
bertambah menjadi bermacam- macam barang. Setelah
berbelanja aku membantu
tante Mira membawa barang-
barang belanjaanya kemobilnya
yang kemudian disambut oleh
sopir "Wah, terima kasih nih udah
dibantuin. Ini buat kamu" kata
tante Mira sambil menyelipkan
sejumlah uang kesaku bajuku
tanpa sepengetahuan sopirnya
"Ah.. ga usah tante, saya cuma mau bantuin tante aja kok"
jawabku
"Ahh.. kamu ini, ini juga tanda
terima kasih saya atas
bantuan kamu. O ya fer, nomor
telpon kamu berapa? boleh tante tau?" tanya tante Mira.
Lalu aku memberikan nomor
telponku padanya yang
disimpan dalam memori hpnya.
Lalu diapun memberikan kartu
namanya dan berpesan untuk sering-sering menelpon dia, lalu
dia masuk kemobilnya dan
sambil mengucapkan terima
kasih sekali lagi serta
melambaikan tangan diapun
pergi, kemudian akupun pulang karena hari sudah menjelang
sore dan akupun harus siap-
siap untuk pergi kuliah. Tak
lama sesampainya ditempat
kostku, aku mendapat telpon
dari tante Mira yang menanyakan apakah aku sudah
sampai atau belum, dan dia
juga mengajak untuk ketemu
lagi besok siang pada saat jam
makan siang dikantornya
didaerah kuningan dan akupun menyanggupinya.
Keesokkannya aku bersiap-siap
untuk bertemu dengan tante
Mira, dan aku memakai baju
serapi mungkin agar kelihatan
seperti orang kerja, sebab aku merasa tidak enak jika nanti
anak buah tante Mira melihat
aku tidak kelihatan rapi. Tak
lama kemudian aku menuju
kantor tante Mira untuk
bertemu sesuai dengan perjanjian kami. Aku tiba
dikantor tante Mira 15 menit
lebih awal, dan aku menunggu
di lobby kantornya. Tak berapa
lama tante Mira keluar dengan
menggunakan pakaian kerja rapi sekali berbeda dengan
kemaren waktu kita pertama
kali bertemu. Setelah
berbincang-bincang sebentar
kami menuju parkir mobil tante
Mira, dan karena tidak menggunakan sopir maka aku
yang membawa mobil tersebut
"Kita mau makan siang dimana
nih tante?" tanyaku pada
tante Mira
"Dimana ya? Dihotel "XXX" aja deh. katanya disana
makanannya enak-enak" jawab
tante Mira
"Oke" jawabku dan akupun
langsung membawa mobil
kesana. Dan sepanjang jalan kami
bercakap-cakap, dan dari situ
aku baru tahu kalo dia sudah
ditinggal oleh suaminya yang
meninggal beberapa tahun
yang lalu dan sekarang dia mengelola sendiri kantor
peninggalan suaminya
sedangkan anak satu-satunya
yang perempuan masih sekolah.
Sesampainya disana dan
setelah memarkirkan mobil, kami langsung menuju restoran
hotel tersebut dan langsung
memesan makanan
"Kamu mau makan apa Fer?"
tanya tante Mira
"Makan apa aja dech terserah tante yang pesan" jawabku,
karena aku memang kurang
mengerti menu yang enak di
restoran itu
"Oke kalo gitu biar tante aja
yang pesan ya" kata tante Mira lagi.
Setelah memesan makanan dan
pelayan pergi kami bercakap-
cakap ringan mengenai
pekerjaan tante Mira dan
sebagainya, sampai akhirnya tante Mira menanyakan
sesuatu padaku
"Fer, sebenarnya kamu
kemaren disana lagi ngapain
sih? Jawab yang jujur ya"
tanye tante Mira padaku "Memang kenapa tante? masih
penasaran ya" jawabku
"Iya nih, sampe ga bisa tidur,
memang kenapa sih pake
rahasia-rahasia segala" kata
tante Mira sambil tersenyum "Nggak sih, cuma kurang enak
aja didengernya. mm.. memang
tante mau tau?" tanyaku pada
tante Mira
"Iya lah.. kalo nggak ngapain
juga aku tanya kamu" jawab tante Mira
"Mmm.. sebenernya aku lagi
cari pelanggan" kataku singkat
"Pelanggan? mm.. memang
kamu.. gigolo?" kata tante Mira
pelan, dan aku jawab dengan anggukan kepala karena
pelayan restoran datang
mengantarkan makanan yang
kami pesan sehingga
percakapan kami terhenti,
tetapi tante Mira tak berhenti menatapku yang membuat aku
agak canggung
"Kenapa tante? nyesel ya
kenal sama aku?" tanyaku
setelah para pelayan pergi
"Ah.. nggak, mm.. ayo makan" jawab tante Mira mencoba
mengalihkan pembicaraan
"Fer, tante mau tanya lagi,
tapi kamu jangan marah ya"
kata tante Mira disela-sela
makannya "Mau tanya apa tante?"
kataku
"mm.. kamu mau nggak
melayani tante?" tanya tante
Mira padaku, dan giliran aku
sekarang yang menatap tante Mira
"Ah.. jangan bercanda tante"
jawabku singkat
"Saya serius, mau nggak
kamu?" tanya tante Mira lagi
"mm.. terserah tante aja deh" jawabku singkat karena
menganggap tante Mira hanya
bercanda.
Setelah makan dan membayar
bill, tante Mira pergi
meningalkan aku sambil berpesan kepadaku agar aku
menunggu di situ sebentar.
Sekitar 15 menit seorang
pelayan menghampiri aku dan
mengatakan ada telpon untuk
aku dari ibu Mira dan mempersilahkan aku untuk
menerima telpon tersebut
didekat kasir
"Hallo, ini Ferry", kataku.
"Hai, Fer. Kamu sekarang naik
kekamar nomor 507, aku sudah ada disini" jawab tante
Mira dari ujung telpon
"Hah.. jadi serius nih?", kataku
kaget.
"Emang aku kelihatan bercanda
tadi? udah cepet kamu dateng" kata tante Mira
"Ups sorry tante jangan
marah. Oke, aku kesana
sekarang" jawabku dan setelah
mendengar suara telpon
ditutup dari sebrang akupun menutup telpon, setelah
berterima kasih akupun menuju
kamar tante Mira.
Setelah sampai didepan kamar,
aku menekan bel dan kemudian
terdengar suara tante Mira dari dalam mempersilahkan aku
untuk masuk. Setelah memutup
dan mengunci pintu aku masuk
kedalam kamar. Ternyata
tante Mira sudah melepaskan
semua pakaiannya, tidak ada selembar benangpun yang
menempel. Tante Mira langsung
menghampiriku lalu dengan
buasnya tante Mira
menyerbuku dengan ciuman-
ciuman yang sangat liar yang aku balas tak kalah buasnya
sambil memainkan lidahku
didalam mulutnya. Kusedot-
sedot lidahnya dan kusapu-
sapu langit-langit mulutnya,
kami saling sedot dan saling mempermainkan lidah masing-
masing didalam mulut lawan
main kami.
"Mmm.. Fer.. aku sudah
merindukan saat-saat seperti
ini" kata tante Mira sambil menatap mataku dan mengulum
bibirku lagi.
Tanganku tak tinggal diam,
kumulai dengan meraba-raba
punggung dan pantat tante
Mira, dan mulai kuremas pantatnya yang diiringi
desahan yang keluar dari
mulutnya setiap kali aku
meremas pantatnya. Dan
tanganku yang satu lagi
membelai kening dan pipi serta telinga dan lehernya yang
membuat tante Mira semakin
bergairah. Lalu ciumanku turun
menciumi daerah leher dengan
kecupan-kecupan kecil yang
kuselingi dengan ciuman dan gigitan-gigitan lembut yang
semakin meMbakar birahi tante
Mira. Belaian dan remasanku
yang tidak pernah berhenti
dan kali ini sudah pindah ke
dadanya. Kumainkan jariku di sekitar gundukan payudara
yang putih itu membuat
gerakan melingkar yang
mengarah keputing payudara
tante Mira yang sudah tegang.
"Ahh.. sayang, pintar sekali cara kamu membelai dan
mencium membuat aku semakin
bergairah" kata tante Mira
sambil mendongakkan
kepalanya menyerahkan
lehernya untuk kulumat lebih dahsyat lagi. Lalu kugandeng
tante Mira menuju tempat
tidur sambil tetap berciuman.
Kududukkan dia ditepi tempat
tidur dan ciumanku turun ke
leher serta tanganku membelai-belai pahanya sambil
perlahan-lahan kubuka, lalu
ciumanku turun lagi kedaerah
dada dan disitu lidahku menari-
nari disekitar kedua
payudaranya tanpa menyetuh putingnya, dan ciumanku terus
turun keperut dan sekali lagi
lidahku bermain-main diperut
dan pusarnya, ciumanku terus
turun sampai kevaginanya, dan
disitu kukecup dan kuciumi bibir vagina yang sudah merah
merekah dan basah, kudengar
dari tadi tante Mira
mendesah-desah dan begitu
aku sampai divaginanya,
tangan tante Mira langsung menekan kepalaku agar lebih
masuk kedalam vaginanya tapi
dengan lebut kulepas
tangannya dari kepalaku, lalu
aku bangun dan mulai melepas
pakaianku satu persatu dengan gerakan yang erotis,
seperti penari striptis agar
gairahnya tidak padam.
Kulihat mata tante Mira sudah
sayu sekali menahan gejolak
yang ada didalam tubuhnya. Sambil melihatku melepaskan
baju tangan tante Mira
menggerayangi tubuhnya dan
memainkan tangannya
divaginanya sendiri sambil
mendesah-desah. Ketika tinggal celana dalamku saja yang
menempel dibadanku, sengaja
aku berputar-putar dibangku
yang ada di dalam kamar, lalu
aku naik keatas bangku dan
mulai membuka celana dalamku perlahan-lahan. Dan ketika
celana dalamku lepas kulempar
kearah tante Mira yang
langsung ditangkap dan diciumi
olehnya, lalu celana dalamku
dibuangnya dan dia langsung bangkit menghampiriku.
"Akh.. kamu memang pintar
membuat orang penasaran dan
bergairah" kata tante Mira
sambil memegang dan
mengocok penisku. Aku tetap diatas bangku dan
tetap menari-nari erotis
menggoda tante Mira. Tante
Mira mulai menciumi penisku
dengan kecupan-kecupan kecil
diseluruh batang dan kepala penisku, lalu dimasukkannya
kepala penisku kedalam
mulutnya dan disedot kuat-
kuat olehnya sampai ngilu
kurasakan. Lalu kulepaskan
penisku dari mulutnya dan aku turun dari atas bangku dan
gantian menyuruhnya duduk
dibangku itu, kakinya kunaikan
kepegangan tangan bangku
sehingga vaginanya kini
terpampang jelas didepanku, dan aku mulai dengan ciuman
dibibir dan langsung turun
keleher lalu kedua
payudaranya kucium dan
kumainkan lidahku lagi disekitar
payudaranya hanya saja kali ini lidahku terus menuju
putingnya, dan kumainkan
puting tante Mira yang sudah
mengeras dengan lidahku, lalu
kusedot-sedot dan kujilat-jilat
putingnya serta tak ketinggalan salah satu
tanganku bermain divaginanya
yang sudah basah oleh
lendirnya "Akh.. enak sekali
sayang, ohh.. kamu pintar
sekali mempermainkan lidah dan tanganmu" kata tante Mira
sambil mendesah keenakan.
Kusedot puting tante Mira
dengan lembut disertai dengan
gigitan-gigitan yang
membangkitkan gairah tante Mira, dan ibu jariku mulai
memainkan klitoris sedangkan
jari telunjuk dan jari tengah
kumasukan secara perlahan
kedalam liang vagina tante
Mira dan kukocok dengan gentle karena aku tahu dia
sudah lama tidak berhubungan
dengan pria.
"Ahh.. Ferry.. kamu.. kamu..
benar-benar.. ahh.. pintar.. aku..
aku.. sudah tidak kuat lagi.. akhh" kata tante Mira sambil
menengadahkan kepalanya
yang disusul dengan remasan
tangan tante Mira dikepalaku
dan menekan kepalaku agar
lebih menempel pada payudaranya, lalu tubuhnya
bergetar dan dia setengah
berteriak mendapatkan
orgasmenya.
Mengetahui tante Mira yang
sedang mengalami orgasme, kusedot dan kugigit-gigit
lembut putingnya, dan jari-
jariku tetap mengocok dan
mempermainkan klitorisnya
dengan gentle yang
menyebabkan orgasme tante Mira tidak kunjung padam
sampai beberapa saat. Setelah
beberapa menit tubuh tante
Mira mulai tenang kembali, ku
lepaskan jari dan pagutanku
dipayudaranya, dan kudiamkan tante Mira untuk merasakan
sisa-sisa orgasmenya
"Oh.. enak sekali rasanya, tak
kusangka aku masih bisa
merasakan orgasme seperti itu
setelah sekian tahun tidak pernah merasakan" kata tante
Mira sambil matanya
menerawang menatap langit-
langit kamar hotel.
Dan kulihat setitik air mata
keluar di sudut mata tante Mira.
Kuhampiri tante Mira dan
Kukecup keningnya dan cium
sudut mata yang menitikan air
mata itu, lalu kugendong tante
Mira ketempat tidur. Kutidurkan tante Mira dan
kudengar isak tangis tante
Mira yang dia tahan.
"Kenapa tante? jangan sedih
dong tante, kalo tante sedih
saya jadi ikut sedih" kataku "Bukan, saya bukannya sedih
tapi saya merasa sangat
gembira karena bisa bertemu
dengan kamu dan bisa
merasakan kembali orgasme
yang sangat indah seperti tadi" jawab tante Mira sambil
tersenyum menatapku. Kubalas
tatapan matanya dan kukecup
lembut bibirnya lalu tante
Mira melingkarkan tanganya
kepundakku, menarik kepalaku dan kamipun mulai berciuman
lagi dengan mesra tidak liar
seperti tadi.
Ciuman dan kuluman kami lama
lama berubah menjadi napsu
yang mulai membakar kami berdua, tanganku mulai meraba
dan meremas kedua payudara
tante Mira, ciumanku turun
dan mencumbu lehernya.
"Ah.. Ferry, kamu memang
pintar sayang" kata tante Mira sambil jari-jarinya
meremas-remas rambut
kepalaku dan meraba-raba
punggungku.
Cumbuanku turun menuju
kedua payudaranya dan kucumbui dengan mesar kedua
payudaranya, kukulum dan
kusedot serta kujilat kedua
puting itu bergantian sambil
tanganku tak hentihentinya
meremas dan memainkan puting dan payudara tante
Mira bergantian dan saling
mengisi.
Setelah agak lama aku bermain
di payudaranya kulihat kedua
paha tante Mira saling behimpitan dan digesek-
gesekannya sendiri, melihat itu
tanganku turun menuju paha
tante Mira yang langsung
dibukanya yang menandakan
dia ingin agar vaginanya juga dijamah. Kubelai lembut bibir
vagina tante Mira yang disusul
dengan erangan tante Mira
yang dari tadi hanya
mendesah-desah saja
"Akhh.. jangan hanya dibelai dang sayang, aku ingin yang
lebih, biar aku bisa merasakan
seperti tadi" kata tante Mira
merajuk.
Mendengar perkatan tante
Mira, cumbuanku perlahan turun menghampiri vagina
tante Mira sambil lidahku terus
menari-nari ditubuhnya seperti
mandi kucing, kujilati semua
permukaan tubuhnya
"Akhh Fer, lidah kamu.. akh.. geli Fer.. akh.. enak" ceracau
tante Mira tak karuan.
Sampai akhirnya lidahku di
vagina tante Mira yan sudah
basah, dan karena memang
aku paling menyukai permainan oral yang menurutku bisa
memberikan sensasi yang luar
biasa bagi yang mengoral dan
yang dioral. Langsung kucumbu
bibir vaginanya seperti orang
sedang ciuman, dan kumainkan lidahku dengan menusuk-
nusukkan lidahku kedalam
lubang kenikmatan tante Mira
yang semakin membuat tante
Mira kelojotan.
"Ohh.. Fer akh.. nikmat sekali rasanya.. uhh.. lidah kamu
benar-benar hebat" kata
tante Mira sambil meremas-
remas rambutku dan menekan-
nekan kepalaku agar lidahku
lebih masuk kedalam. Tanganku tak tinggal diam,
yang satu meremas dan
meraba kedua payudara tante
Mira bergantian dan yang satu
lagi bergantian dengan lidahku,
jika lidahku sedang bermain dengan klitorisnya jari-jarikun
menggantikan lidahku untuk
menusuk-nusuk liang vagina
tante Mira dan jika lidahku
sedang bermain dengan
vaginanya jari-jariku bermain dengan klitoris tante Mira
terus bergantian sampai vagina
tante Mira yang sudah basah
bertambah basah, dan dengan
napsu aku sedot dan jilat
semua cairan yang keluar dari vaginanya sampai bersih dan
kukocokkocok lagi dengan lidah
dan jariku sampai basah lagi
dan kusedot dan kujilat lagi
terus sampai akhirnya
kudengar jeritan dari tante Mira.
"Akhh Ferry tante sudah
nggak kuat lagi, tante mau
dapet lagi Fer.. okhh" jerit
tante Mira dan bersamaan
dengan itu tubuhnya bergetar lagi bahkan lebih keras dari
yang tadi, tangan yang
tadinya meremas-remas
rambutku berubah menjadi
jambakan dan dorongan
supaya kepalaku lebih menekan kevaginanya.
Wajahku disapu-sapukan
keseluruh permukaan
vaginanya secara acak karena
dia sendiri tidak dapat
menahan ledakan orgasme yang sedang dirasakannya.
Beberapa menit kemudian
tante Mira mulai tenang
walaupun napasnya masih
berburu tapi dia sudah lebih
tenang dan memejamkan matanya, kulepaskan
cumbuanku dari vagina tante
Mira sambil sebelumnya
kukecup lembut vagina yang
sekarang makin memerah
karena tadi dengan wajahku digosok-gosok oleh tante Mira.
Sebelum tante Mira tersadar
dari buaian orgasme kuatur
posisiku dan mulai kutusukkan
penisku dengan lembut kedalam
vagina tante Mira, dan ketika kepala penisku masuk kedalam
lubang vaginanya tante Mira
melenguh dan menengadahkan
kepalanya keatas sambil
tubuhnya terakat dan kulihat
dia menggigit bibir bawahnya sendiri.
"Sakit tante? kalo sakit aku
cabut" kataku lembut
disamping telinganya sambil
agak sedikit mencabut penisku
yang langsung ditahan oleh tangan tante Mira yang
memegang belakang pantatku.
"Jangan Fer. Pelan-pelan saja
ya, aku sudah lama tidak
begini, jadi agak sakit" kata
tante Mira sambil menatap mataku lembut, dan kubalas
tatapannya dengan mesra dan
senyuman sambil mengecup
bibir tante Mira.
Sedikit-sedikit kutekan panisku
dengan lembut masuk kedalam vagina tante Mira sambil
kukocok pelan agar vagina
tante Mira mengeluarkan
cairan agar lebih basah. Setiap
kali kudorong penisku masuk
kedalam vaginanya tante Mira melenguh dan semakin erat
memelukku, seakan dia ingin
merasakan gesekan yang
terjadi di dalam tubuhnya,
akhirnya penisku masuk semua
kedalam vagina tante Mira, kudiamkan sejenak agar tante
Mira bisa lebih santai dan
dapat lebih menikmati
permainan yang akan dimulai.
Perlahan aku mulai mengocok
penisku yang diiringi oleh desahan dan lenguhan tante
Mira yang mulai menikmati
permainan kita dan mulai bisa
mengikuti irma kocokanku
dengan mulai menggoyang
pinggulnya. "Oh sayang, kamu pintar sekali
bisa memberikan kenikmatan
yang sudah lama tidak tante
dapatkan. Oh sayang, rasanya
tante mau orgasme lagi.. oh
sayang nikmat sekali" kata tante Mira sambil menatapku
dengan mesra dan manja, lalu
tubuhnya mulai begetar dan
pelukkannya bertambah erat.
Kucium bibir tante Mira yang
langsung dibalas dengan ciuman liar dan diselingi teriak-
teriakan kecil, seketika itu
juga kupercepat kocokan
penisku didalam vagina tante
Mira serta kucumbu lehernya
dan kedua payudaranya bergantian yang membuat
tubuh tante Mira makin
begetar, rambutku dijabakinya
lagi dan wajahku digosok-
gosok kepayudaranya sambil
mulutnya tak henti-hentinya menjerit-jerit. Mungkin tante
Mira sudah lama tidak
merasakan cumbuan seorang
pria dan sudah sekian lama
pula memendam persaan napsu
yang ada dalam dirinya sehingga dia cepat sekali
nemdapatkan orgasmenya.
Beberapa menit tubuh tante
Mira bergetar dan
menggelepar-gelepar kepalanya
digoyangkan kekiri dan kekanan hingga akhirnya dia
bisa tenang kembali dan
kocokan penisku juga menjadi
pelan agar dia bisa menarik
nafas.
"Mmm.. terima kasih sayang, enak sekali tadi, rasanya aku
terbang keawang-awang dan
kamu sebagai pilotnya" kata
tante Mirasambil tersenyum
padaku, kulihat keringat
membasahi kening dan wajahnya, kuambil tissu yang
ada dipinggir tempat tidur dan
kuusap keringat yang ada
diwajah dan keningnya sabil
terus mengocok penisku
dengan lembut. "Masih mau lagi sayang?"
tanyaku. Dan dia hanya
mengangguk setuju.
"Dari belakang ya?" kataku
lagi sambil membuang tissu
bekas keringat tadi. Dan kuatur posisiku dan posisi
kaki tante Mira agar dia bisa
berputar tanpa haru
melepaskan penisku dari lubang
vaginanya, yang rupanya
memberikan sensasi sendiri bagi tante mira pada saat dia
berputar karena dia bisa
merasakan penisku didalam
vaginanya.
"Akh.. rasanya geli sekali tadi
seperti ada yang menggelitik dinding vaginaku" kata tante
Mira manja sambil tersenyum.
Setelah posisi doggy sudah
pas, aku mulai mengocok
penisku lagi sambil kurengkuh
kedua payudara yang menggantung di dadanya
dengan salah satu tanganku,
kuremas dan kumainkan
putingnya. Tanganku yang
satulagi sambil memeganggi
pinggul tante Mira jari-jariku masuk kedekat bibir vagina
dan mencari klitoris tante Mira,
lalu ku mainkan klitorisnya dari
belakang.
"Akhh.. Ferry, kamu benar-
benar gila dan nakal, okhh.. stop sayang jangan begini,
ahh.. kalo begini tante ga kuat
oh.. stop sayang stop" pinta
tante Mira padaku dan tidak
aku perdulikan lagi karena
akupun sedang berpacu dengan napsuku yang aku
rasakan akan segera meledak.
"Okhh.. tante aku mau keluar
tante ahh.. enak sekali" kataku
pada tante Mira.
"Akhh.. tante juga sayang akh.. kita sama sama ya" balas
tante Mira.
Lalu kucabut penisku dan
kubalikkan tubuh tante Mira
lalu kuangkat kakinya dan
kutaruh dipundakku lalu kudorong penisku agak keras
masuk kedalam vaginanya lagi.
"Akh.. permainanmu benar-
benar hebat sayang" kata
tante Mira yang sudah tidak
aku hiraukan lagi. Kukocok dan kukocok penisku
dengan cepat dan keras diiringi
erangan dan jeritan tante Mira
yang tak lama kemudian
tubuhnya bergetar dan
menggelepar-gelepar ketika mendapatkan orgasmenya lagi
untuk kesekian kalinya sambil
tangannya meremas tanganku
yang sedang meremas-remas
kedua payudaranya, yang tak
lama kemudian aku susul dengan semprotan sperma dari
penisku kedalam vagina tante
Mira sehingga tubuh kami
sama-sama bergetar dan
menggelepar-gelepar dan
sama-sama mengerang dan menjerit.
"Akhh.. tante aku keluar tante
akhh.. enak sekali" kataku.
"Akhh.. iya sayang tante juga
akhh.. nikmat sekali oh enak
sekali rasanya" balas tante Mira.
Lalu kuciumi bibir tante Mira
dengan buas sambil mengocok
penisku untuk merasakan sisa-
sisa kenikmatan yang baru
saja kami rengkuh. Kurebahkan tubuhku kesamping tante Mira,
kami berdua saling
memejamkan mata mengingat-
ingat kenikmatan yang baru
saja kami dapatkan sambil
mengatur nafas kami. Beberapa saat keheningan menyelimuti
kamar kami, dan ketika
nafasku sudah teratur aku
membuka mata dan kulihat
tante Mira masih memejamkan
mata sambil mengatur nafasnya yang masih memburu.
Kuhampiri dia dan kukecup
kening, pipi dan bibirnya lalu
dia membuka matanya.
"Tante hebat sekali bisa kuat
sampai berkali-kali" kataku pada tante Mira.
"Ah.. kamu juga hebat bisa
membuat tante mengalami
orgasme sampai berkali-kali"
jawab tante.
Mira dan kamipun berdua saling tersenyum dan tertawa, dan
kupeluk dia dari samping dan
sekali lagi kukecup pipinya dan
kami memejamkan mata kami
lagi beristirahat.
Setelah beristirahat kami masuk kekamar mandi berdua
untuk mandi dan saling
membersihkan, dan ketika
membersihkan penisku tangan
tante Mira mengocok-ngocok
penisku sehingga penisku berdiri tegak lagi, lalu
dibersihkannya busa sabun
yang ada dipenisku dengan air
shower dan dikecupnya kepala
penisku.
"mm.. tapi tante belum sempat merasakan penis kamu dimulut
tante, dan sekarang tante
ingin merasakannya" kata
tante mira dan mendorongku
agar duduk di pinggiran
bathtub, lalu dia mulai mengulum dan menjilati seluruh
permukaan penisku dari kepala
sampai pangkalnya dan
kantung kedua bijiku juga
diciuminya.
"Akhh tante enak tante.. enak sekali" erangku merasakan
kenikmatan mulut tante Mira
sewaktu dia mengulum dan
mengocok penisku didalam
mulutnya.
Dan kubelai-belai rambut tante Mira kusibakkan kebelakang
agar aku bisa melihat ekspresi
wajah tante Mira ketika
mengulum dan menjilati penisku.
Kulihat bibir dan lidahnya
bermain-main dengan hebat dan pintar sekali. Tanganku
jadi tidak bisa diam dan kuraih
pantat tante mira dan mulai
kucari klitorisnya, kumainkan
jariku didalam lubang vagina
tante Mira yang sudah basah dan ibu jariku memainkan
klitorisnya.
Beberapa saat kemudian
kurasakan aku akan
menyemprotkan spermaku lagi,
dan kupercepat kocokan tanganku di vagina dan klitors
tante Mira karena aku tidak
mau jika aku sampai kluar dulu,
dan benar saja tak lama
kemudian tante Mira mulai
bergetar dan melepaskan kulumannya dipenisku dan
mengerang sambil menjerit.
"Akhh Feryy.. tante dapet lagi
okhh.. kamu memang pintar Fer
akhh" kata tante Mira sambil
tubuhnya menggelepar-gelepar mendapatkan orgasmenya dan
terus kukocok jariku divagina
dan klitorisnya.
Setelah dia bisa mengendalikan
diri tante Mira langsung meraih
penisku dan mengulum serta mengocok-ngocok penisku
sehingga sensasi yang kudapat
lebih hebat.
"Akhh tante aku keluar tante
aku keluar akhh" kataku dan
tante Mira makin mempercepat kulumannya pada penisku tak
lama akupun menyemprotkan
spermaku didalam mulut tante
Mira.
Ketika aku akan orgasme
jariku ikut mengocok lagi vagina dan klitoris tante mira
dengan cepat dan ternyata
membuahkan hasil, tubuh tante
Mira bergetar lagi
mendapatkan
orgasmenyahanya saja kali ini tidak dengan jeritan dan
erangan karena mulutnya
langsung menyedot penisku
sehingga semua sperma yang
muntah dalam mulutnya
langsung masuk kedalam kerongkongan tante Mira dan
semuanya ditelan tanpa sisa
oleh tante Mira, disedot dan
dijilatin semua batang penisku
sampai bersih tak ada bekas
sperma sedikitpun. "Oh.. tante enak sekali oralan
tante" kataku sambil
tersenyum dan menarik jariku
yang basah oleh cairan vagina
tante Mira dan kujilati cairan
yang ada di jariku. "Mmm.. abis punya kamu enak
sih rasanya, bentuknya juga
bagus" kata tante Mira sambil
terus mengecup dan menjilati
kepala penisku sehingga aku
merasakan geli-geli disekitar penisku dan kamipun berdua
tersenyum karena satu sama
lain saling memuji.
Lalu kami saling membersihkan
lagi dan mengeringkan tubuh,
lalu kami bersiap-siap untuk keluar karena jam sudah
menunjukan pukul 16. 30 dan
tante Mira harus kembali
kekantor sedangkan aku harus
kuliah. Sesampainya dikantor
dan memarkirkan mobil tante Mira aku langsung pamit untuk
pulang karena harus kuliah.
Dan seperti biasa tante Mira
menyelipkan uang kedalam
saku celanaku hanya saja kali
ini didalam amplop yang mungkin sdah disiapkan olehnya
entah kapan aku tak tahu.
Setelah kami saling berterima
kasih dan berjanji untuk tetap
saling menghubungi, akupun
pulang menggunakan taksi dan tante Mira masuk kedalam
kantornya.
Begitulah pengalamanku dengan
tante Mira yang sampai
sekarang masih tetap
berhubungan bahkan lebih dekat lagi, sampai-sampai aku
dikenalkan kepada anaknya
sebagai saudara jauhnya. Dan
kamipun masih sering bercinta
setiap waktu. Terima kasih
tante Mira untuk semua yang sudah tante berikan pada
saya.
Created at 2014-12-15 14:44:34
Back to posts
This post has no comments - be the first one!
UNDER MAINTENANCE