Pemuas Wanita
Kalo mau dibilang edan,
ya edan kali. Bodo ah!
Soalnya, kamu yang pada baca tulisan ini
juga pada edan.
Iya kan?
Kenapa aku bilang edan? Sebab aku merupakan salah seorang guru di sebuah
sekolah swasta di bilangan Jakarta, dan
aku mengajar salah satu pelajaran eksak di
tingkat SLTP. Itulah perkenalanku, dan
kisah yang akan aku ceritakan ini adalah
kisah nyata. Begini ceritanya. ***** Kata murid-muridku aku mengajar enak
sekali, sehingga apa yang ku sampaikan
mereka memahaminya, oleh karena itu
banyak murid-muridku yang ngefan
terhadapku. Salah seorang yang ngefan
banget padaku namanya Merry, luar biasa anak ini. Inginnya selalu saja ingin dekat
denganku, ada saja alasannya untuk bisa
berkomunikasi denganku. Sebagai seorang
guru aku selalu berusaha menghindar
darinya. Suatu saat, akau tak dapat lagi menghindar
dari Merry, karena waktu itu aku mendapat
tugas dari sekolah untuk mengajar bimbel
bagi siswa/i kelas tiga. Aku selalu
mengoreksi hasil post tes pada hari itu juga
sebab jika aku mengoreksi di rumah pasti saja terganggu oleh anak-anakku. Ketika
aku sedang asyik mengoreksi seorang diri
di ruang guru, aku dikejutkan oleh
kedatangan seorang murid wanitaku, Kiki
namanya.
"Belum selesai Pak ngoreksinya?" "Eh Kiki, kamu koq belum pulang?" kataku.
"Mendung Pak saya takut kehujanan di
jalan, dan juga nemenin Merry, katanya ada
perlu sama Bapak".
"O, ya! Mana Merrynya?".
"Itu Pak, sahut Kiki" Kemudian aku persilakan masuk mereka
berdua keruang guru yang sepi itu, karena
hujanpun turun dengan lebatnya. Kami
ngobrol-ngobrol bertiga, posisi duduk Merry
disebelah kananku sedang Kiki didepanku.
Setelah cukup lama kami berbincang- bincang, Merry mengatakan, "Pak boleh
engga saya lihat nilai saya?" seraya
mendekat padaku dengan cepat.
Aku katakan, "Ee jangan", sambil aku ambil
buku nilai di depanku dan ku angkat ke
atas, tak disangka tak diduga Merry berusaha mengambil buku nilai itu
sebisanya hingga badannya menempel ke
badanku oh.. oh, aku merasakan harum
tubuhnya dan kenyalnya payudara Merry
yang baru tumbuh itu, wow dalam sekejap
si iblis melupakanku bahwa aku seorang guru, aku mulai cari akal agar dapat
dengan bebas melayani nafsu si Merry.
Bagai pucuk dicinta ulam tiba. Tiba-tiba
Kiki pamit keluar ruangan, karena mungkin
sudah berhasil tugasnya mengantarkan
Merry bertemu denganku. Tinggallah kami berdua dalam ruang guru,
Merry yang sedari tadi dekat denganku itu
makin mendekat, tanpa kusadari penisku
tegak tak terkendali. Di satu kesempatan
kupeluklah Merry, dari belakang dan
kukecup lehernya serta kuremas payudaranya yang baru tumbuh itu, dia
menggelinjang kenikmatan, tak lama
setelah itu terdengar langkah sepatu Kiki
mendekat, kami pun saling melepas peluk
dan menjauh, sambil kukatakan "Nanti aku
telepon kamu". Merry hanya mengangguk. Malam harinya sekitar pukul 20.00 aku
telepon Merry, kami berbincang-bincang,
yang berakhir dengan ku tembaknya Merry,
dan ternyata itulah yang diharapkannya.
Giillaa, Merry mendambakanku sebagai
kekasihnya. Aku coba mengajaknya jalan pada hari minggu, karena kebetulan hari
minggu itu aku mendapat tugas mencari
villa disekitar puncak untuk acara
organisasi sekolahku, dia pun
menyetujuinya. Sesuai janji minggu pagi-pagi sekali aku
sudah berangkat, untuk bertemu Merry
disetasiun yang telah ditentukan. Kami
berangkat menggunakan KA Jabotabek,
ternyata Merry begitu romantis sekali
sepanjang perjalanan aku dipegangi, dan jika ada kesempatan ia memelukku, aduh!
aku benar-benar tidak membayangkan
sebelumnya punya pacar gelap seorang ABG
cantik nan sensual (Seperti Nafa Urbach).
Akhirnya sampailah kami ketempat yang
dituju, setelah aku membooking villa yang kumaksud maka kami pun berniat pulang.
Namun kata Merry, "Pak aku capek nih,
istirahat dulu dong."
"Wah dimana Mer?"
"Itu ada hotel" seraya menunjukan
tangannya ke seberang jalan tempat kami berada.
Aku menjawab secepatnya, "OK, deh." Di dalam kamar hotel, aku sangat kikuk,
tapi aku pikir ah masa kalah sama anak
yang bedanya 20 tahun lebih muda dariku,
aku berusah menenangkan diri, kemudian
bersih-bersih badan. Merry pun begitu.
Setelah itu kami ngobrol diatas tempat tidur sambil menonton televisi, seraya
mulai tatap menatap, yang kemudian
saling mendekat, saling membelai dan
akhirnya ku kecup kening mary, selanjutnya
kulumat bibirnya yang sensual itu dia pun
membalasnya, ketika kurujak bibirnya tanganku bergrilya masuk kedalam
kaosnya kucari puting susunya yang kecil
itu kupilin perlahan-lahan teranya olehku
badannya merinding sambil melenguh-
lenguh suaranya. Akhirnya kubuka kaosnya serta branya yang
baru bernomor 34, begitu kubuka wow,
pemandangan yang sangat indah, payudara
kecil nan menantang dipuncaknya
berwarna coklat muda dengan puting yang
kecil, segera saja aku kulum puting kecil itu, rasanya akan kutelan saja payudaranya,
dia menggelinjang-gelinjang kenikmatan,
sejurus kemudian kubuka juga rok nya,
mulai aku bergrilya kedaerah yang jauh
dibawah sana, kuterobos celana dalamnya
kuusap-usap bukit venusnya dengan rambut-rambut halus yang menambah
betah tanganku disana. beberapa saat
kemudian kucoba menguak labium
mayoranya, ternyata sudah basah, kucari
clitorisnya setelah ketemu kusap-usap
perlahan sekali. Erangan-erangan yang tadinya halus mulai terdengar liar
menambah semangat jari-jariku menari
disela-sela lembah kenikmatan.
"Bapak curang, buka juga dong bajunya."
katanya memecah konsentrasi.
"OK, OK ." Kataku dengan semangat sambil membuka kaos dan celana panjangku.
Kami berpelukan erat sekali, berciuman,
berguling kekanan dan kekiri luar biasa.
Akhirnya aku tidak tahan lagi,
kutawarkanlah padanya untuk coitus.
"Mer, kita senggama ya!" "Jangan Pak!" katanya.
"Kamu engga mau? Enak lho Mer", rayuku
sambil meraba-raba kemaluannya. Cumbu rayu, isap menghisap, raba-meraba
terus kami lakukan, yang jelas sebenarnya
aku sudah nggak tahan tapi aku menahan
diri. Sampailah akhirnya pada puncak
cumbu rayu, ku arahkan kepalaku ke
kemaluannya. Kubuka celana dalamku dan kubuka juga celana dalamnya ternyata
Merry diam saja setelah itu kuisap-isap
clitorisnya entah berapa kali dia orgasme,
yang jelas perawan itu kenikmatan
beberapa saat kemudian kuarahkan batang
penisku pada liang vaginanya, ketika sudah pada sasarana yang tepat kutekan perlahan
sekali, kemudian kudiamkan, vagina yang
sudah basah itu seperti menarik batang
kenikmatanku perlahan-lahan. Woow
batangku masuk perlahan. Panas, licin dan
terasa ada cengkraman yang kuat sekali didalam sana, aku terpejam nikmat,
setelah Merry beradaptasi dengan batangku
yang berada didalam baru kugerakan
penisku perlahan-lahan, lagi-lagi ia
mengerang hebat seraya memelukku erat
sekali. "Terus Pak, terus, teruus. eehh, eehh.. oo..
hh."
Rupanya ia orgasme kembali. Kuakui
nikmat sekali bersenggama dengan Merry,
akhirnya akupun ingin keluar hingga
kucabut batangku dari liang surga kumuntahkan spermaku diluar agar tidak
hamil. Setelah puas kami pulang ke Jakarta
dengan keadaan yang berbeda. Aku merasa
lebih memiliki Merry dan Merry pun
demikian. Sejak kejadian itu kami jadi kecanduan
melakukannya, pernah suatu saat rupanya
Merry ingin melepas "hajat"-nya, maka
janjianlah kita untuk jalan setelah Merry
pulang sekolah (saat itu ia telah SMU)
akhirnya kami nonton di bioskop kelas kambing dengan film mesum pada jam
pertunjukan siang, agar jarang yang nonton
karena memang niatnya adalah senggama,
kami pilih tempat duduk di belakang,
begitu pertunjukan mulai mulai juga kami
lakukan Foreplay kira-kira tiga puluh menit kemudian aku gelar jaketku dibawah kursi
Merry, aku pindah duduk dibawah persis
menghadap kemaluan Merry, kuisap
klitorisnya sampai ia puas, setelah itu aku
melakukan coitus dalam keadaan Merry
duduk dan aku berdiri, nikmatnya luar biasa. Disaat lain aku lakukan dirumah
orangtuaku kebetulan kedua orang tua ku
pulang kampung dan aku disuruh
menunggui rumah orangtuaku itu.
sebelumnya kusiapkan VCD porno sebanyak
4 CD. Rumah orangtaku yang luas itu hanya kami berdua yang menghuninya. Aku
lakukan hubungan badan sepuas-puasnya,
dengan Merry sayangku. Pernah juga aku melakukan hubungan
intim di berbagai hotel melati di Jakarta
dan Bogor, semuanya kami lakukan dengan
suka sama suka selama tiga tahun total
hubungan yang kami lakukan krang lebih
enam puluh kali. Akhirnya kami menyadari bahwa hal ini harus berakhir, karena saya
sudah punya istri dengan empat orang
anak, sedangkan Merry harus meniti karir
sebagai seorang sarjana teknik, sampai
saat ini hubungan kami tidak ada yang
mengetahui dan kabarnya Merry sudah mempunyai calon suami. Aku sendiri saat ini sudah tidak menjadi
guru, saat ini aku berwiraswasta.
Pengalamanku bersama Merry membuat
aku menjadi pecandu coitus, jika aku
hubungan badan kadang-kadang aku heran
sendiri karena "penisku kaga ade matinye" karena sekarang aku jadi pecandu,
sedangkan aku ngga ingin ngeluarin uang
maka aku kini nyambi sebagai cowok
panggilan, aku jadi cowok panggilan
karena yang panggil aku biasanya yang
buas-buas alias hiper sex, nah aku suka itu. Pernah aku dipanggil oleh seorang ibu
muda beranak satu, setelah dia bertemu
denganku rupanya dia meragukan
kemampuanku karena usiaku yang sudah
tigapuluh sembilan tahun, akhirnya aku
kasih dia garansi jika aku keluar duluan aku yang menservice dia tapi nyatanya ibu
muda itu ketagihan terhadapku. Aku dalam
hubungan tidak mencari uang tapi yang ku
cari happy aja, happy yang gratis, begitulah
kira-kira. Minggu depan aku sudah diwanti-wanti
untuk siap-siap menservice seorang wanita
setengah baya (46 tahun) istri seorang
pejabat di Kalimantan yang akan ke
Jakarta, Ibu ini walau umurnya sudah cukup
tapi masih sangat enerjik, badannya sintal, payudaranya padat, tatapannya penuh
dengan kemesuman. Beberapa hari yang
lalu HP ku bunyi.
Ternyata Tante S yang telepon, katanya,
"Anton, minggu depan Tante mau ke
Jakarta kamu harus puasin Tante, seperti yang lalu ya".
Aku jawab saja, "OK, Tante!"
Created at 2014-11-26 01:34:39
Back to posts
This post has no comments - be the first one!
UNDER MAINTENANCE